Ticker

6/recent/ticker-posts

Siapa Sebenarnya Harut dan Marut?

Harut dan Marut (Bahasa Arabهاروت وماروت, transliterasi: Hārūt dan Mārūt) adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah ke negeri Babilonia. Nama kedua malaikat ini disebutkan di dalam Al Qur'an pada surat Al Baqarah ayat 102.[1] 

Siapakah sebenarnya Harut dan Marut itu? Artikel ini akan sedikit mengungkapnya. Simak keterangan berikut! Dilansir dari Wikipedia

Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan dua malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Kisah Harut dan Marut

Kisah shahih

Dikisahkan bahwa ada dua malaikat diutus oleh Allah untuk turun ke Kota Babil, yakni sebuah kota di Irak bekas ibu kota Babilonia Kuno. Nama kedua malaikat tersebut adalah Harut dan Marut. Pada saat itu, warga kota diliputi kegelisahan dan kesyirikan akibat tersebarnya sihir. Negeri yang saat itu dipimpin Raja Nebukadnezar pun kacau-balau akibat tersebarnya sihir hingga dapat menyebabkan penyakit sampai membuat suami istri bercerai.

Sihir yang tersebar tersebut bermula ketika Raja Nebukadnezar menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Tawanan tersebut pun mulai memainkan sihir saat tiba di Kota Babil. Sebagian bangsa Yahudi memang dikenal sebagai bangsa yang sangat dekat dan mahir mempraktikkan ilmu sihir. Dengan pengetahuan sihir yang mereka kuasai, mereka kemudian menakut-nakuti warga Babil dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir.

Demi melenyapkan ketakutan warga akibat sihir tersebut, maka diutuslah dua malaikat ke Kota Babil, Harut dan Marut oleh Allah. Keduanya diutus untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil, mereka mengajarkan sihir bukanlah untuk berbuat kejahatan, sihir yang diajarkan keduanya hanyalah untuk menjelaskan hakikat sihir. 


MATERI TERKAIT :

√ 10 Jenis Sihir, Ciri dan Gangguannya   

Maka, Harut dan Marut pun turun ke bumi dan mendatangi warga Babil. Dimulailah tugas mereka untuk mengajarkan sihir. Ketika warga mendatangi mereka untuk mempelajari sihir, keduanya memperingatkan agar tak menyalahgunakannya untuk berbuat syirik. “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka sebab itu janganlah kamu kafir,”[1] ujar keduanya.

Harut dan Marut pun kemudian menyampaikan ilmu dasar-dasar sihir dan cara melenyapkan lingkaran besar sihir yang dibuat Yahudi. Keduanya pun memperingatkan bahwa sihir merupakan hal yang dipelajari. Karena dipelajari, sihir tidaklah dapat memberikan manfaat ataupun mafsadat bagi manusia kecuali dengan kehendak Allah.

Setelah selesai tugas Harut dan Marut, keduanya pun kembali ke langit, akan tetapi, warga Kota Babil justru tak mengikuti peringataan Harut dan Marut. Mereka justru berbuat kerusakan dengan ilmu sihir yang diajarkan keduanya, maka semakin rusaklah negeri tersebut. 

Kisah Lain dalam Riwayat Israiliyat

Kisah Harut dan Marut memiliki versi lain dalam kisah Israiliyat. Dalam versi Yahudi, dikisahkan Harut dan Marut merupakan malaikat yang tengah diuji oleh Allah. Saat itu, malaikat tak setuju dengan penugasan orang saleh sebagai khalifah di muka bumi. Namun, orang saleh berbeda dari manusia kebanyakan, mereka dapat menahan nafsu sehingga dapat mengemban amanah sebagai khalifah bumi. Akan tetapi, malaikat berpendapat jikalau mereka diberikan nafsu, mereka akan dapat menahannya lebih baik dari manusia saleh.

Maka Allah pun memilih dua malaikat, yakni Harut dan Marut untuk menguji apa yang dikatakan para malaikat. Keduanya kemudian diberikan hawa nafsu, lalu diturunkan ke bumi. Saat baru tiba di bumi, keduanya melihat wanita cantik dan langsung terpesona. Tapi, wanita tersebut menolak ajakan berbuat maksiat. Si wanita pun menawarkan tiga hal kepada keduanya, menyembah berhala, membunuh bayi, atau meminum khamr.

Harut dan Marut pun berpikir, “Menyembah berhala adalah perbuatan kufur, membunuh bayi merupakan dosa besar, sedangkan meminum khamar hanyalah dosa kecil,” pikir mereka. Maka mereka pun memilih untuk meminum khamr.

Namun, setelah meminumnya mereka menjadi mabuk. Setelah kehilangan akal akibat mabuk, keduanya kemudian membunuh bayi dan menyembah berhala. Setelah melakukan ketiga dosa itu, mereka pun kemudian melakukan hal keji kepada wanita itu.

Harut dan Marut gagal, sifat kemalaikatan keduanya pun dicabut. Allah yang murka kepada keduanya pun memberikan pilihan kepada keduanya antara azab dunia atau azab akhirat. Karena azab dunia bersifat sementara, mereka memilih selamat dari azab akhirat. Keduanya pun kemudian digantung di langit Kota Babil hingga hari kiamat. Semenjak digantung, mereka mengajarkan sihir kepada manusia. Manusia yang ingin mempelajari sihir pun kemudian menuju Babilonia dan menemui mereka. 

Bantahan tentang kisah Israiliyat

Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah sehingga Allah mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah sebagai salah satu hujjah (dalil) dalam hal ini, karena kisah tersebut berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani. Karena tidak sesuai dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an. Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah:

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. Az Zajjaj mengatakan bahwa perkataan itu adalah juga pendapat kebanyakan ahli bahasa. Artinya bahwa pengajaran kedua malaikat itu kepada manusia adalah berupa larangan, keduanya mengatakan kepada mereka, "Janganlah kalian melakukan ini (sihir) dan janganlah kalian diperdaya dengannya sehingga kalian memisahkan seorang suami dari isterinya dan apa yang diturunkan kepada mereka berdua adalah berupa larangan."[2]

Al Hafidz bin Katsir berkata: "Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi'in seperti MujahidSuddiHasan al BashriQotadahAbul AliyahZuhriRabi' bin AnasMuqotil bin Hayyan dan lain-lain dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan. Kesimpulan detail dari kisah Harut dan Marut ini kembali kepada kisah Israiliyat, karena riwayatnya tidak ada sama sekali dalam hadis marfu' yang bersambung sanadnya dari Nabi Muhammad.

Al Hafidz bin Hazm berkata: "Di antara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ada di dalam salah satu firman Allah: