Ticker

6/recent/ticker-posts

Merdeka Belajar, Mahasiswa Bantu Industri Porang Sampai ke Desa

Porang merupakan komoditas yang sedang popular di Indonesia. Belakangan ini, banyak masyarakat Indonesia yang beralih menjadi petani porang ataupun membuat industri pengolahan porang. Namun pada musim hujan, masyarakat mengalami kesulitan dalam melakukan pengolahan porang, sehingga porang biasanya dipanen hanya pada musim panas.
“Saat musim hujan, proses pengeringan porang menjadi sulit, sehingga jarang ada tempat pengolahan porang yang mau membeli hasil panen, hal itu menyebabkan harga porang menjadi sangat rendah, karena hal itulah petani tidak ada yang mau panen porang di musim hujan” Ujar Filiana Santoso memulai penjelasan tentang kegiatan mahasiswa Swiss German University di fasilitas pengolahan porang di Desa Semawung, Kabupaten Purworejo. 
Kampus Swiss German University mencoba membantu industri porang dengan membuat desain sistem pengeringan porang yang efisien, baik saat musim panas, maupun saat musim hujan. Program ini mendapatkan pendanaan dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam skema Matching Fund Kedaireka tahun 2022.
“Program ini merupakan kolaborasi dari Program Studi Food Technology, dan juga Program Studi Pharmaceutical Chemical Engineering yang dilakukan di semester ganjil tahun 2022. Kemudian kami terapkan di fasilitas pengolahan porang yang kami kembangkan bersama mitra di Desa Semawung, Kabupaten Purworejo” Ungkap Filiana, yang merupakan Rektor dari Swiss German University.
Filiana menyampaikan bila mahasiswa mereka terjun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan masalah nyata yang ada di masyarakat. Penyelesaian masalah juga didampingi oleh dosen-dosen yang kompeten di bidang tersebut, sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik.
“Mahasiswa kami datang langsung ke Desa Semawung untuk mempelajari masalah pengeringan porang yang dihadapi, lalu mereka membuat desain rumah pengeringan dengan sistem peniup udara kering yang bisa diaktifkan saat kondisi hujan, atau saat kelembaban udara tinggi” Ujar Filiana.
Filiana juga menambahkan bahwa dengan menggunakan cara pengeringan tersebut, diharapkan proses pengeringan porang selalu efisien baik di musim panas maupun musim hujan. Stabilitas efisiensi proses pengeringan porang juga diharapkan akan berdampak pada stabilitas harga porang, sehingga petani porang bisa mendapatkan harga jual yang bagus, baik di musim panas, maupun musim hujan.
“Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara, sehingga para mahasiswa dan dosen membuat desain rumah pengeringan yang meminimalkan peningkatan kelembaban udara di dalam rumah pengeringan karena pengaruh dari lingkungan. Namun, tentu saja desain tersebut tentu saja harus sesedarhana mungkin dan efisien, sehingga dapat dengan mudah diimplementasikan di desa tempat pengolahan porang” lanjut Filiana menjelaskan.
Selain industri porang, Swiss German University juga membantu pengembangan industri pengolahan susu kambing etawa di Desa Semawung, Kabupaten Purworejo. Program ini sudah dimulai oleh Swiss German University sejak tahun 2021, berkolaborasi dengan PT Diva Prima Cemerlang, Kemindo Group, dan juga Pemerintah Desa Semawung. Pengembangan fasilitas pengolahan porang dan susu kambing etawa di Desa Semawung diharapkan dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para petani porang, peternak susu kambing etawa, dan juga masyarakat sekitar lokasi dibangunnya fasilitas pengolahan tersebut.
Pembelajaran yang dekat dengan dunia industri memang merupakan kekuatan dari Swiss German University yang merupakan pionir kampus berstandar internasional di Indonesia. Selain bermanfaat untuk mahasiswa, penerapan cara pembelajaran dengan menyelesaikan langsung masalah di masyarakat ini juga diharapatkan dapat membantu perkembangan industri pengolahan porang di Kabupaten Purworejo secara khusus, dan juga di Indonesia secara umum.