Ketua Pergunu Kota Depok Heru Hermanto masa bhakti 2024-2029 mengadakan ziarah muassis berserta jajaran kepengurusan baru setelah Konfercab bulan lalu. Kunjungan pertama ke Makam Almagfurlah KH. Achmad Sjaichu yang merupakan tokoh PBNU pada 1962-1967 (18/10/24) Jum'at sore.
Mas Heru menyatakan dengan menziarahi para ulama yang berjuang untuk NU berharap dapat ibrah untuk terus berkhidmat di NU.
"Sepak terjang Kiai Sjaichu di NU juga akan menjadi power untuk kita saat ini dalam berkhidmat, memberikan maslahat dan manfaat untuk nahdliyin Kota Depok. Pesantren Al-Hamidiyah menjadi legacy yang nyata dari keberkahan beliau," ujarnya.
Ziarah dipimipin oleh Ustadz Abdul Mun'im Hasan selaku salah satu pembina asrama di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, yang juga sebagai salah satu pengurus persatuan Guru Nahdlatul Ulama untuk wilayah Sawangan.
Pria yang akrab disapa kang Mun'im ini baru saja menyelesaikan gelar management masternya di kampus yang diasuh oleh ketua umum PP Pergunu yang berada di Pacet, Mojokerto, Jawa Tengah.
Adapun titik ziarah kedua ke makam Almarhum Abuya KH. Abdurrahman Nawi di Pondok Pesantren Al-Awwabin Putri, Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok.
Abuya K.H Abdurrahman Nawi (W.2019) adalah satu ulama Indonesia yang menjelaskan tujuan dari ziarah kubur. Dalam bukunya Pedoman Ziarah Kubur, beliau menjelaskan setidaknya ada empat tujuan dalam ziarah, yaitu: Pertama, kegiatan ziarah kubur sebagai sarana kita untuk mengingat akhirat. Hal ini berdasarkan hadis: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : زُورُوا الْقُبُورَ ؛ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ “Rasullah Saw bersabda: “Ziarahilah kubur, sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian terhadap akhirat.” (H.R Ibnu Majah) Kedua, ziarah kubur menjadi tempat bagi kita untuk berdoa bagi ahli kubur. Rasulullah Saw pun juga pernah melakukanya. Hal ini bisa diketahui melalui hadis: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ “Rasulullah Saw keluar menuju sebuah kuburan kemudian mengucapkan: “Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian wahai penghuni kampung kaum mukminin, sesungguhnya insya allah kami akan menyusul kalian.” (H.R Abu Daud) Ketiga, apabila ahli kubur di dalamnya memiliki kerbekahan selama hidupnya, seperti orang-orang saleh dan para wali, maka tujuan ziarah di sini ialah mengambil keberkahan. Abuya KH Abdurrahman Nawi mengutip perkataan Imam al-Ghazali yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumiddin yang berbunyi: وَكُلُّ مَنْ يُتَبَّرك بِمُشَاهَدَتِهِ فِيْ حَيَاتِهِ يُتَبَّرَكُ بِزِيَارَتٍهِ بَعْدَ وَفَاتِهِ وَيَجُوْزُ شَدُّ الرِّحَالِ لَهَذَا الغَرَضِ “Setiap orang yang diambil keberkahanya ketika hidup, maka juga bisa diambil keberkahanya setelah wafatnya dengan menziarahinya. Boleh juga bersegera untuk tujuan ini.” Keempat, terkadang, ziarah kubur menjadi sarana untuk menyenangkan ahli kubur di dalamnya. Hal ini berdasarkan dalam hadis:
عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: آنَسُ مَا يَكُوْنُ المـَــيِّتِ فِي قَبِرِهِ إِذَا زَارَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّهُ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا “Dari nabi Saw bersabda: “Paling disenangi bagi mayit dalam kuburnya, ialah apabila ia dikunjugi oleh orang yang ia senangi di dunia.”
Ziarah juga dihadiri oleh Ustadz Acep Pudoli ketua dewan pakar Pergunu Kota Depok, Ustadz Darul Quthni pengasuh di Pondok Al Awwabin, Ustadz Djuanda Lubis pengajar di Yayasan Al Muhajirin, Ustadz Muhammad Ali DKM Masjid Al Muhajirin dan beberapa anggota lainnya.